PERANAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Social Entreprenuers makin berperan dalam pembangunan ekonomi karena
ternyata mampu memberikan daya cipta nilai–nilai sosial maupun ekonomi, yakni :
1. Menciptakan kesempatan kerja
2. Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupu jasa yang dibutuhkan masyarakat
3. Menjadi modal sosial
4. Peningkatan Kesetaraan (equity promotion)
ternyata mampu memberikan daya cipta nilai–nilai sosial maupun ekonomi, yakni :
1. Menciptakan kesempatan kerja
2. Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupu jasa yang dibutuhkan masyarakat
3. Menjadi modal sosial
4. Peningkatan Kesetaraan (equity promotion)
1. Kesempatan Kerja
Manfaat ekonomi yang dirasakan dari Social Entrepreneurship di berbagai negara adalah penciptaan kesempatan kerja baru yang meningkat secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh John Hopkins University pada tahun 1998 di 13 negara menunjukan bahwa tenaga kerja yang bekerja disektor ini berkisar antara 1 – 7 %.
Manfaat ekonomi yang dirasakan dari Social Entrepreneurship di berbagai negara adalah penciptaan kesempatan kerja baru yang meningkat secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh John Hopkins University pada tahun 1998 di 13 negara menunjukan bahwa tenaga kerja yang bekerja disektor ini berkisar antara 1 – 7 %.
Selain itu memberikan pula peluang kerja kepada penyandang cacat untuk dilibatkan dalam kegiatan produktif. Keberhasilan Muhammad Yunus antara lain adalah kemampuannya untuk memberdayakan 6 juta orang wanita menjadi kekuatan yang produktif secara ekonomi, membentuk phone-lady yang tersebar didesa-desa dan memberdayakan ribuan pengemis untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif.
2. Inovasi dan Kreasi
Berbagai inovasi terhadap jasa kemasyarakatan yang selama ini tidak tertangani oleh pemerintah dapat dilakukan oleh kelompok Social Entrepereneurship seperti misalnya : penanggulangan HIV dan narkoba, pemberantasan buta huruf, kurang gizi. Seringkali standar pelayanan yang dilakukan pemerintah tidak mengena sasaran karena terlalu kaku mengikuti standar yang ditetapkan.
Sedangkan Social Entrepreneurs mampu untuk mengatasinya karena memang dilakukan dengan penuh dedikasi. Menurut Bill Drayton (2006): social entrepreneurs need and deserve loyalty. Their work is not a job, it is their life.
3. Modal Sosial
Modal sosial merupakan bentuk yang paling penting dari berbagai modal yang dapat diciptakan oleh social entrepreneur karena walaupun dalam kemitraan ekonomi yang paling utama adalah nilai -nilai : saling pengertian (shared value), trust (kepercayaan) dan budaya kerjasama ( a culture of cooperation), kesemuanya ini adalah modal sosial. Keberhasilan negara Jerman dan Jepang adalah karena akar dari long-term relationship dan etika kerjasama yang mampu untuk menumbuhkan inovasi dan mengembangkan industri di negara masing-masing. Bank Dunia menyatakan pula bahwa permasalahan yang kritis dalam penanggulangan kemiskinan adalah modal sosial yang tidak memadai. Dibawah ini digambarkan
“virtous circle of social capital” yang diawali dengan penyertaan awal dari modal sosial oleh social entrepreneurs. Selanjutnya dibangun jaringan kepercayaan dan kerjasama yang makin meningkat sehingga dapat akses kepada pembangunan fisik, aspek keuangan dan sumber daya manusia. Pada saat unit usaha dibentuk (organizational capital) dan saat usaha sosial mulai menguntungkan maka makin
banyak sarana sosial dibangun.
Modal sosial merupakan bentuk yang paling penting dari berbagai modal yang dapat diciptakan oleh social entrepreneur karena walaupun dalam kemitraan ekonomi yang paling utama adalah nilai -nilai : saling pengertian (shared value), trust (kepercayaan) dan budaya kerjasama ( a culture of cooperation), kesemuanya ini adalah modal sosial. Keberhasilan negara Jerman dan Jepang adalah karena akar dari long-term relationship dan etika kerjasama yang mampu untuk menumbuhkan inovasi dan mengembangkan industri di negara masing-masing. Bank Dunia menyatakan pula bahwa permasalahan yang kritis dalam penanggulangan kemiskinan adalah modal sosial yang tidak memadai. Dibawah ini digambarkan
“virtous circle of social capital” yang diawali dengan penyertaan awal dari modal sosial oleh social entrepreneurs. Selanjutnya dibangun jaringan kepercayaan dan kerjasama yang makin meningkat sehingga dapat akses kepada pembangunan fisik, aspek keuangan dan sumber daya manusia. Pada saat unit usaha dibentuk (organizational capital) dan saat usaha sosial mulai menguntungkan maka makin
banyak sarana sosial dibangun.
4. Peningkatan Kesetaraan
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemerataan kesejahteraan masayarakat. Dan melalui social entrepreneurship tujuan tersebut akan dapat diwujudkan, karena para pelaku bisnis yang semula hanya memikirkan pencapaian keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan tergerak pula untuk memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh keberhasilan Grameen Bank adalah salah satu bukti dari manfaat ini. Demikian pula upaya J.B.Schramm dari Amerika Serikat yang telah membiayai ribuan pelajar dari keluarga tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemerataan kesejahteraan masayarakat. Dan melalui social entrepreneurship tujuan tersebut akan dapat diwujudkan, karena para pelaku bisnis yang semula hanya memikirkan pencapaian keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan tergerak pula untuk memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh keberhasilan Grameen Bank adalah salah satu bukti dari manfaat ini. Demikian pula upaya J.B.Schramm dari Amerika Serikat yang telah membiayai ribuan pelajar dari keluarga tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.
PENUTUP
Pembangunan ekonomi seharusnya dituj ukan untuk memberdayakan manusia (people empowerement) agar dapat mengembangkan Social Entrepreneurship termasuk pengembangan entrepreneurship dalam arti luas. Kebijakan pemerintah seharusnya ditujukan untuk mengurangi hambatanhambatan birokrasi yang mengarah kepada menurunnya kegiatan social entrepreneurship.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh Social Entrepreuners antara lain adalah masalah pendanaan, pendidikan untuk para pemimpin dimasa mendatang yang menyadari tentang pentingnya social entrpreneurship , dan kurangnya insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial. Oleh karena itu Social Entrepreneurs harus didukung oleh
Social Investor agar inovasinya dapat diwujudkan. Hendaknya disadari bahwa Social Entrepreneurship bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi, karena dalam kenyataannya sangat dipengaruhi oleh kerangka dan struktur perekonomian yang berlaku di suatu negara. Namun seyogyanya harusada keberanian untuk mulai membentuk change makers sehingga setiap individu harus diupayakan untuk dapat menjadi change maker di lingkunganya.
Pembangunan ekonomi seharusnya dituj ukan untuk memberdayakan manusia (people empowerement) agar dapat mengembangkan Social Entrepreneurship termasuk pengembangan entrepreneurship dalam arti luas. Kebijakan pemerintah seharusnya ditujukan untuk mengurangi hambatanhambatan birokrasi yang mengarah kepada menurunnya kegiatan social entrepreneurship.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh Social Entrepreuners antara lain adalah masalah pendanaan, pendidikan untuk para pemimpin dimasa mendatang yang menyadari tentang pentingnya social entrpreneurship , dan kurangnya insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial. Oleh karena itu Social Entrepreneurs harus didukung oleh
Social Investor agar inovasinya dapat diwujudkan. Hendaknya disadari bahwa Social Entrepreneurship bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi, karena dalam kenyataannya sangat dipengaruhi oleh kerangka dan struktur perekonomian yang berlaku di suatu negara. Namun seyogyanya harusada keberanian untuk mulai membentuk change makers sehingga setiap individu harus diupayakan untuk dapat menjadi change maker di lingkunganya.
lamongan 06 febroari 2012
gueimaem@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar